Breaking News

4 jenis white space dalam desain grafis

4 jenis white space dalam desain grafis

White space dalam desain grafis terdiri dari 4 jenis: positive space, negative space, active space, dan passive space. Ketahui perbedaannya di sini!

Desain grafis, tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita. Desain grafis memang sangat penting dalam dunia digital, termasuk dalam pembuatan website, brochure, poster, dan sebagainya. Salah satu elemen penting dalam desain grafis adalah white space atau ruang kosong. White space berguna untuk memberikan kesan minimalis dan elegan pada desain. Namun, tahukah Anda bahwa ada empat jenis white space yang sering digunakan dalam desain grafis? Simak penjelasannya di bawah ini!

1. Macro white space.2. Micro white space.3. Active white space.4. Passive white space.

Mungkin Anda bertanya-tanya, apa sih bedanya keempat jenis white space tersebut? Nah, mari kita bahas satu per satu. Dengan memahami keempat jenis white space tersebut, Anda dapat memaksimalkan penggunaannya dalam desain grafis Anda. Siapa tahu, desain Anda menjadi lebih menarik dan terlihat profesional dengan adanya penggunaan white space yang tepat.

Pengenalan White Space dalam Desain Grafis

White space atau ruang putih merupakan elemen penting dalam desain grafis yang seringkali diabaikan oleh banyak desainer. Padahal, white space memiliki peran yang sangat penting dalam membantu memperjelas pesan dari sebuah desain. Dalam artikel ini, kita akan membahas empat jenis white space yang umum digunakan dalam desain grafis.

1. Macro White Space

Macro white space adalah jenis white space yang terletak di antara elemen-elemen besar dalam sebuah desain. Misalnya, pada desain poster, macro white space dapat ditemukan di antara judul dan gambar utama. Macro white space berfungsi untuk memberikan jarak visual antara elemen-elemen besar tersebut sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat lebih mudah dipahami oleh penonton.

Contoh penggunaan macro white space

contohPada contoh di atas, terdapat banyak ruang putih di antara elemen-elemen besar seperti gambar produk dan informasi penawaran. Ruang putih ini membantu memperjelas pesan yang ingin disampaikan oleh desainer.

2. Micro White Space

Micro white space adalah jenis white space yang terletak di antara elemen-elemen kecil dalam sebuah desain. Misalnya, pada desain brosur, micro white space dapat ditemukan di antara teks dan gambar kecil. Micro white space berfungsi untuk memberikan jarak visual yang cukup antara elemen-elemen kecil tersebut sehingga desain terlihat lebih mudah dipahami dan tidak terlihat terlalu padat.

Contoh penggunaan micro white space

contohPada contoh di atas, terdapat banyak ruang putih di antara elemen-elemen kecil seperti ikon dan teks. Ruang putih ini membantu memperjelas pesan yang ingin disampaikan oleh desainer.

3. Marginal White Space

Marginal white space adalah jenis white space yang terletak di antara elemen desain dan tepi kertas. Marginal white space berfungsi sebagai pembatas visual antara isi desain dengan tepi kertas sehingga desain terlihat lebih rapi dan mudah dibaca.

Contoh penggunaan marginal white space

contohPada contoh di atas, terdapat ruang putih di sekitar desain yang berfungsi sebagai marginal white space. Ruang putih ini membantu memperjelas isi desain dan membuat desain terlihat lebih rapi.

4. Gutters

Gutters adalah jenis white space yang terletak di antara kolom atau bagian-bagian dalam sebuah desain grid. Gutters berfungsi untuk memberikan jarak visual antara kolom atau bagian-bagian tersebut sehingga desain terlihat lebih rapi dan mudah dibaca.

Contoh penggunaan gutters

contohPada contoh di atas, terdapat ruang putih di antara kolom-kolom teks yang berfungsi sebagai gutters. Ruang putih ini membantu memperjelas isi desain dan membuat desain terlihat lebih mudah dibaca.

Kesimpulan

White space adalah elemen penting dalam desain grafis yang seringkali diabaikan oleh banyak desainer. Dalam artikel ini, kita telah membahas empat jenis white space yang umum digunakan dalam desain grafis, yaitu macro white space, micro white space, marginal white space, dan gutters. Dengan menggunakan white space dengan tepat, desain grafis dapat menjadi lebih jelas, rapi, dan mudah dipahami oleh penonton.

Pendahuluan

Desain grafis adalah salah satu aktivitas penting dalam berbagai jenis kegiatan, termasuk dunia bisnis dan pemasaran. Salah satu elemen utama dalam desain grafis adalah penggunaan white space atau ruang putih. White space dapat memberikan dampak yang besar pada tampilan desain grafis. Dalam artikel ini, kita akan membahas empat jenis white space yang sering digunakan dalam desain grafis.

1. Margins

Margin adalah salah satu jenis white space yang paling dasar dalam desain grafis. Margin biasanya ditempatkan di sekeliling layout atau dokumen dan berfungsi sebagai pelindung atau pembatas agar elemen desain tidak terlalu penuh atau padat. Margin juga dapat membantu mempertahankan keseimbangan visual dalam desain grafis. Dengan menambahkan margin, desainer dapat mengontrol bagaimana elemen desain ditempatkan dalam layout.

2. Padding

Padding adalah jenis white space yang digunakan sebagai jarak antara batas elemen desain dan elemen di dalamnya. Padding umumnya diatur untuk menambahkan ruang di antara teks atau gambar dengan elemen lainnya di sekitarnya. Padding dapat membantu meningkatkan keterbacaan dan membuat tampilan desain lebih terstruktur.

3. Gutter

Gutter adalah jenis white space yang ditemukan dalam layout multi-kolom seperti majalah dan brosur. Gutter berfungsi sebagai area putih di antara kolom layout yang berbeda, memberikan ruang yang cukup untuk memperjelas antara satu kolom dan yang lainnya. Dengan menambahkan gutter, desainer dapat menciptakan tampilan layout yang lebih terstruktur dan rapi.

4. Whitespace Aktif

Whitespace Aktif adalah jenis white space yang digunakan untuk menunjukkan kesan tertentu sehubungan dengan tampilan elemen desain. White space aktif dapat menarik perhatian pembaca dan membuat desain lebih menarik. Beberapa contoh white space aktif adalah ruang putih antara tulisan dan gambar, serta ruang putih di sekitar teks yang diberi highlight.

Fungsi dari White Space

Fungsi utama dari white space adalah untuk menciptakan fokus dalam elemen desain. Ruang putih digunakan untuk menarik perhatian pada elemen penting di dalam desain, sementara juga menciptakan kontras dari elemen yang tidak penting. White space juga dapat membantu mempertahankan keseimbangan visual dalam desain grafis.

Penggunaan White Space Yang Tepat

Penggunaan white space dalam desain grafis sangat penting untuk membuat desain yang baik. Terlalu banyak white space dapat membuat desain terlihat kosong dan kurang menarik, sementara terlalu sedikit white space bisa membuat desain terlihat terlalu padat dan sulit dibaca. Oleh karena itu, desainer harus menggunakan white space dengan bijak untuk menciptakan tampilan desain grafis yang optimal.

Penempatan White Space

Penempatan white space yang tepat sangat penting dalam desain grafis. White space umumnya ditempatkan di sekitar elemen desain yang penting dan harus dianggap sebagai elemen visual dalam desain pada itu sendiri. Dengan menempatkan white space dengan bijak, desainer dapat menciptakan tampilan desain yang lebih menarik dan profesional.

Penggunaan White Space Untuk Meningkatkan Kualitas Desain Grafis

White space dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas desain grafis secara drastis. White space yang dibuat dengan bijak memperkuat kesan profesional dari desain grafis. Dengan menambahkan white space pada tempat yang tepat, desainer dapat menciptakan tampilan desain yang lebih jelas dan mudah dipahami.

Kesimpulan

Dalam desain grafis, penggunaan white space sangat penting untuk menciptakan tampilan desain yang optimal. Dengan menggunakan empat jenis white space yang telah dibahas di atas, desainer dapat menciptakan tampilan desain yang lebih menarik dan profesional. Penting untuk diingat bahwa penggunaan white space harus dilakukan dengan bijak untuk menghindari tampilan desain yang terlalu kosong atau terlalu padat.

Sebagai seorang jurnalis yang mengulas tentang desain grafis, saya ingin membahas mengenai 4 jenis white space dalam desain grafis. White space atau ruang putih adalah area kosong pada desain yang memberikan kesan bernapas dan rapi pada karya yang dibuat.

Berikut ini adalah 4 jenis white space dalam desain grafis:

  1. Macro white space
    • Kelebihan: memberikan tampilan yang bersih dan elegan.
    • Kekurangan: jika digunakan secara berlebihan dapat membuat karya terlihat kosong dan membosankan.
  2. Micro white space
    • Kelebihan: memberikan detail yang halus dan menambah nilai estetika pada desain.
    • Kekurangan: jika digunakan secara berlebihan dapat membuat karya terlihat rumit dan sulit dipahami.
  3. Active white space
    • Kelebihan: memberikan fokus pada elemen penting dalam desain.
    • Kekurangan: jika tidak ditempatkan dengan baik, dapat mengganggu keseimbangan desain.
  4. Passive white space
    • Kelebihan: memberikan kesan tenang dan nyaman pada mata.
    • Kekurangan: jika digunakan secara berlebihan dapat membuat karya terlihat membosankan dan kurang menarik.

Demikianlah ulasan mengenai 4 jenis white space dalam desain grafis. Dalam penggunaannya, perlu diperhatikan secara seksama agar dapat memberikan nilai tambah pada karya yang dibuat. Semoga bermanfaat!

Selamat datang para pembaca setia! Kali ini, kita akan membahas tentang 4 jenis white space dalam desain grafis. White space atau ruang kosong pada desain adalah elemen penting yang seringkali diabaikan oleh banyak orang. Padahal, white space dapat memberikan dampak yang signifikan pada kesan visual dan kualitas desain secara keseluruhan. Berikut ini beberapa jenis white space yang perlu Anda ketahui!

Pertama, macro white space. Jenis white space ini merujuk pada area besar yang sengaja ditinggalkan kosong pada desain. Macro white space sangat efektif untuk memberikan kesan minimalis dan modern. Selain itu, penggunaan macro white space juga dapat membantu memfokuskan perhatian pada elemen penting pada desain. Sebagai contoh, sebuah poster iklan yang menampilkan produk baru dapat menggunakan macro white space pada bagian tengah untuk menyoroti tampilan produk tersebut.

Kedua, micro white space. Micro white space adalah white space kecil yang digunakan untuk memisahkan elemen-elemen kecil pada desain. Jenis white space ini cocok untuk digunakan pada desain dengan tata letak yang kompleks. Micro white space dapat membantu memperjelas struktur desain dan membuatnya lebih mudah dibaca dan dipahami oleh audiens. Sebagai contoh, dalam desain majalah, micro white space dapat digunakan untuk memisahkan antara judul artikel dengan teksnya.

Ketiga, gutter white space. Gutter white space adalah white space yang digunakan untuk memisahkan kolom atau baris pada desain. Jenis white space ini sangat efektif untuk desain dengan tata letak grid yang kompleks. Gutter white space juga dapat membantu memperjelas struktur desain dan membuatnya lebih teratur. Sebagai contoh, pada desain buku, gutter white space dapat digunakan untuk memisahkan antara teks dengan margin.

Terakhir, negative white space. Negative white space adalah white space yang terbentuk secara tidak sengaja pada desain. Jenis white space ini sangat efektif untuk memberikan kesan dinamis dan menarik pada desain. Negative white space juga dapat membantu memperjelas bentuk dan garis pada desain. Sebagai contoh, pada desain logo, negative white space dapat digunakan untuk membentuk gambar yang unik dan menarik.

Demikianlah pembahasan mengenai 4 jenis white space dalam desain grafis. Dalam penggunaannya, Anda perlu mempertimbangkan secara matang jenis white space mana yang paling sesuai untuk desain Anda. Selamat mencoba!

Video 4 jenis white space dalam desain grafis

Visit Video

Banyak orang yang bertanya-tanya tentang 4 jenis white space dalam desain grafis. Berikut ini adalah penjelasannya:

  1. Positive Space

    • Positive space adalah area di dalam desain yang diisi dengan elemen visual seperti gambar, teks, atau bentuk. Ini adalah bagian yang menarik perhatian pengamat dan memberikan informasi pada desain.

  2. Negative Space

    • Negative space adalah area kosong di sekitar elemen visual. Area ini dapat membantu menonjolkan elemen visual dan memberikan keseimbangan pada desain. Negative space juga dapat disebut sebagai white space.

  3. Micro Space

    • Micro space adalah jarak yang sangat kecil antara elemen visual di dalam desain. Ruang ini mempengaruhi keterbacaan desain dan kesan keseluruhan. Oleh karena itu, micro space harus diperhatikan dengan baik dalam desain grafis.

  4. Macro Space

    • Macro space adalah ruang kosong yang lebih besar di dalam desain. Ruang ini dapat menciptakan keseimbangan dan harmoni dalam desain. Penggunaan macro space harus dipertimbangkan untuk mencapai tujuan desain yang diinginkan.