Breaking News

Berapa harga makanan Indonesia di luar negeri?

Berapa harga makanan Indonesia di luar negeri?

Kalau di sini harganya bergantung area makannya.

Kalau sudi yang murah, sanggup mampir ke Warung Indo. Sekedar background story, restoran ini pernah namanya Talking Tongues, usianya udah lebih dari 10 th. dan kerap dijadikan area meetup anak-anak Indo yang tersedia di Manila.

Harga makanan di sini standar, mirip harga makanan di restoran dengan menu lokal seperti Mang Inasal, atau bahkan dengan menu di resto fast-food

*NIlai tukar 1 PHP (Philippines Peso) banyak ragam bergantung keadaan dalam negeri kita, tetapi umumnya berkisar antara IDR 265 – 275. Tapi untuk mempermudah itung-itungan, kita mark-up jadi 300 rupiah.

Kwetiau Ayam harganya sekitar 55 ribu dan Nasi Goreng Spesial versi paling murah sekitar 60 ribu. Sebetulnya di Indonesia terhitung harganya segitu terkecuali makan di mall. Makanya aku bilang ini terhitung murah terkecuali aku mendadak ngidam makan makanan Indonesia.

Tapi jeleknya, rasanya beda jauh dengan versi asli, karena udah sesuai dengan lidah lokal yang tidak jadi biasa makan makanan berbumbu ekstrim. Jadi terkecuali tepat kebetulan ulang makan disitu, aku selamanya bilang ke waitress-nya agar tepat matang bikinnya “sobrang spicy” (sangat pedes). Kalo gak, kwetiau aku rasanya bakalan tawar.

Pro Tip: Bagi orang Indonesia yang biasa ngemil sambal ABC sachetan sambil nonton tipi, mau diingat terkecuali lidah orang sini beda. “Spicy” bagi mereka mirip dengan tidak pedas di Indonesia (level 1), “very spicy” mirip dengan pedas mudah (level 3). “Super spicy” deh yang agak mirip dengan pedes normal yang umumnya sesuai selera kita (level 5 ke atas).

Kalau sudi terlihat duwit sedikit lebih banyak untuk versi yang lebih autentik, boleh nyobain Restoran Garuda yang masih relatif baru (kalau dibandingkan dengan Warung Indo). Cabang Manila ini membuka th. 2017 kemarin, sama juga di seberangnya KBRI Manila. Pinter mereka cari lokasi.

Baca Juga  Mengapa makanan siang di sekolah tidak enak?

Rasanya sanggup dibilang lebih mendekati aslinya terkecuali dibandingkan dengan di Warung Indo, meskipun untuk ukuran kepedasan, mereka masih kurang. Tapi menunya lebih variasi dan rasanya lebih familiar di lidah. Tapi harganya? Uhuk..

FYI, itu harga-harga belum terhitung layanan charge 10% loh.

Bayangkan Nasi Goreng Spesial atau Mie Goreng Daging Sapi harganya nyaris 100 ribuan. Yang membuat agak sakit hati pasti saja kerupuk yang terkecuali di abang nasi goreng kadang bahagia dikasih gratis, di sini harganya 20 ribu lebih sepiring.

Konon yang membuat mahal karena semua bumbu dan bahan-bahan makanan diterbangkan segera dari Indonesia, plus kokinya terhitung (katanya) orang Indo. Jadi meskipun harganya lebih mahal, tetapi lebih otentik dibandingkan Warung Indo.

Plus mereka menjamin terkecuali makanan dan prosesnya dijamin halal, jadi membuat kalian yang risau susah melacak makanan halal, sanggup makan di sini tanpa was-was.

Selain dua di atas masih tersedia sebagian resto Indonesia lain di seputaran Makati, terhitung Koki Indo yang sempat tukar area dua kali sebelum akan akhirnya menetap dan tukar nama jadi “Uni Trie” dan tukar model dari resto jadi warung padang (seriously).

Ada terhitung Warung Warung yang mengawali bisnis dan reputasinya di pasar outdoor Saturday Market seminggu sekali sebelum akan akhirnya punya modal membuat membuka restoran sendiri dengan nama Warung Kapitolyo, tetapi hingga saat ini selamanya setia jualan di Saturday Market.

But, as always, itu cerita membuat lain kali :p